Senin, 15 Agustus 2011

MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI

Menerima adalah hal yang amat menyenangkan. Menerima hadiah, oleh-oleh, pujian, ucapan selamat, dll. Semua orang pada umumnya senang apabila menerima sesuatu. Lawan kata menerima adalah memberi. Paulus mengatakan terlebih berbahagia memberi daripada menerima (kis 20:36 b) kok bisa? Bukankah , dengan memberi, milik kita menjadi berkurang?

Tema minggu ini adalah memberi dengan kemurahan hati. Ada banyak motivasi dalam memberi, karena terpaksa, mengharapkan imbalan, ikut-ikutan, tradisi dll. Tentu motivasi yang salah dalam memberi tidak akan memberi kebahagiaan/sukacita seperti yang diungkapkan oleh paulus. Memberi dengan kemurahan hati sesungguhnya berarti bahwa pemberian yang dilakukan akan di landasi oleh rasa belas kasih, ketulusan, kesungguhan untuk memberi, menolong, juga tidak memandang untung rugi, siapa yang akan di bantu.

Beberapa waktu yang lalu tepatnya usai kegiatan pentakosta, umat di tugaskan untuk melakukan satu kegiatan bela rasa yang di lakukan bersama-sama dalam lingkup wilayah. Ada yang mengunjungi panti Bina Grahita Belaian Kasih, Panti Werda, Panti Asuhan Graha Anugrah dll yang ada di tegal alur. Bagi umat yang ikut langsung dalam kegiatan bela rasa tentu akan melihat bagaimana sukacita dan kebahagiaah mereka tatkala mendapatkan perhatian, pemberian yang mungkin jumlahnya tidak banyak, namun sunguh menjadi berkat bagi saudara-saudara kita. Pada saat itulah kita dapat merasakan lebih bahagia memberi daripada menerima.

Hal memberi ini juga tampak dalam injil Matius 14:13-21, yaitu perikop Yesus memberi makan lima ribu orang. Jika memperhatikan teks dalam injil Matius, kisah ini bermula ketika Yesus ingin mencari ketenangan dalam kesendirian. Namun yang terjadi adalah Yesus tidak dapat menikmati kesendirian-Nya karena banyak orang yang mengikut DIA.

Persoalan muncul ketika Yesus menyuruh para muridnya memberi mereka makan. Para murid memberi mereka makan. Para murid kewalahan menindaklanjuti perintah Yesus, William Barclay menyebut ada 3 cara orang memahaminya, pertama, dalam peristiwa ini Yesus benar-benar menggandakan 5 roti dan 2 ikan. Dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus dapat memberi makan 5000 orang laki-laki, bahkan hingga tersisa 12 bakul. Hal ini memang tidak mudah di pahami saat ini. Kedua, seperti pada saat sakramen. Setiap orang mendapat sedikit makanan, namun dapat menguatkan mereka untuk melanjutkan perjalanan dan merasa puas. Ketiga, peristiwa ini menunjukan bahwa ketika orang banyak, atau setiap orang, membawa bekal saat mengikuti Yesus. Akan tetapi mereka enggan untuk mengeluarkan bekal itu untuk di bagikan dan di makan bersama. Ketika Yesus memberkati makanan yang ada di hadapan-Nya, maka semua orang tergerak untuk mengeluarkan bekal yag mereka bawa. Cara pandang ini memahami bahwa peristiwa yang terjadi merupakan mujizat perubahan hati manusia, yaitu memberi dan berbagi.

Terkait tema minggu ini Memberi dengan Kemurahan Hati, kita dapat memperhatikan cara ketiga. Dalam bacaan ini memang tidak di sebutkan orangnya, namun injil Yohanes menuliskan bahwa bekal itu di bawa oleh seorang anak kecil. Memang, bukan siapa yang memberi yang menjadi persoalan, namun yang terutama melalui kisah ini kita belajar bahwa pemberian yang tidak banyak, tetapi bila diberikan dengan hati yang rela dan kemurahan hati, maka itu sungguh menjadi berkat bagi banyak orang. Kisah ini dan pengalaman kegiatan bela rasa yang kita lakukan, kiranya dapat mengingatkan dan mendorong kita senantiasa untuk bersedia memberi dengan kemurahan hati

Oleh : Lieke Handoko Winata

NEXT : MENGARUNGI BADAI DENGAN IMAN

Just Relax

Kebiasaan makan di pesawat

Kebiasaan makan dipesawat terbang …….

Bila selesai makan, garpu dan sendok :

1. disilangkan = penumpang dari Amerika

2. sejajar = penumpang dari benua Eropa

3. Sejajar diluar piring = penumpang dari Jepang

4. hilang = penumpang dari Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar